Proses Pencernaan Karbohidrat, Protein, Lipid
A.
Proses Pencernaan Karbohidrat, Protein, Lipid
Karbohidrat, protein
dan lemak yang diperoleh dari makanan yang
dikonsumsi, tentunya tidak begitu saja secara langsung diserap oleh tubuh
melalui dinding usus untuk selanjutnya masuk ke peredaran darah, melainkan
harus dipecah dahulu menjadi persenyawaaan yang lebih sederhana, dan hal
tersebut melalui suatau proses yang disebut dengan proses pencernaan
karbohidrat, protein dan lemak.
1.
Pencernaan Karbohidrat
Sebelum karbohidrat diserap oleh tubuh maka
karbohidrat dipecah terlebih dahulu menjadi persenyawaan yang lebih sederhana
untuk dapat melewati dinding usus. Hasil akhir dari pencernaan karbohidrat
adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa dan monosakarida lainnya. Kelebihan
glukosa akan disimpan dalam bentuk glikogen (Suhardjo dan Kusharto, 1992).
Dalam proses pemecahan karbohidrat
kompleks tersebut menjadi senyawa yang lebih sederhana akan terlibat beberapa enzim,
misalnya enzim pengubah pati –amilase, atau ptyalin, dan enzim enzim pengubah
disakharida—disakharidase. Monosakharida merupakan karbohidrat yang biasanya dapat
melewati usus halus. Didalam mulut ,makanan yang dikonsumsi akan dikunyah sampai
lumat. Karbohidrat yang diperoleh mempunyai kandungan zat pati dan zat gula (malthosa-sukrosa-laktosa). Dengan
adanya amylase (=ptialin) yang bercampur dengan makanan didalam mulut, pati dengan
bantuan air ludah / saliva akan diubah menjadi dekstrin. Dengan terdapatnya asam
klorida (HCl) yang diproduksi lambung, sebelum makanan bereaksi asam, pati sebesar
mungkinakan diubah menjadi disakharida.
Selanjutnya makanan yang telah dikunyah
masuk ke usus dan dinding usus yang mempunyai kelenjar yang mengeluarkan enzim
amylase atau enzim pengubah pati akan berlangsung pemecahan pati menjadi disakharida.
Didalam usus berlangsung pemecahan:
- sukrosa———-fruktosa + glukosa, oleh enzim intestin sukrase
- maltose———-glukosa + glukosa, oleh enzim intestinal maltase
- laktosa ———galaktosaa+glukosa, oleh enzim intestinal laktosa
kemampuan
pencernaan karbohidrat didalam tubuh tergantung pada tidak terganggunya
alat-alat pencernaan dan sumbernya, apakah berserat, berbiji dan sejenisnya,
biasanya bervariasi antara 90%-98%, namun kalau sumbernya berserat maka daya
cerna akan menurun sampai 80%-85%.
2.
Pencernaan Protein
Pemecahan protein menjadi bentuk yang sederhana (asam amino) tidak lain
agar dapat diserap melalui dinding usus, masuk ke peredaran darah dan
disampaikan ke jaringan tubuh. Sama halnya dengan karbohidrat dan lemak, zat
ini baru akan bisa diserap ketika sudah dipecah menjadi zat-zat yang lebih
sederhana.
Enzim pengubah protein, menurut penelitian para pakar, ternyata tidak
terkandung dalam saliva, dengan demikian peronbakan terhadap protein (ikatan
peptida) tidak terjadi didalam mulut melainkan untuk pertamakalinya dirombak
dalam lambung. Dalam lambung, media atau cairan lambung yang asam sangat
membantu dan mempermudah pepsin (protease lambung) bekerja melakukan perombakan
rantaian khusus ikatan peptide dari asam amino yang rantainya pendek yang
disebut pepton. Selanjutnya sebagian protein yang sudah dicerna masuk kedalam usus,
disini ditemukan bahwa media yang asam dari cairan lambung telah dinetralisasi
menjadi sedikit alkalis dan disini pula diketahui bahwa cairan pancreas
mengandung dua macam enzim pengubah protein, yaitu protease pankreatik
(tripsindanchimotripsin) sekitar 30 % protein dirombak menjadi asam amino
sederhana yang langsung dapat diserap oleh usus.
Setiap 70% lagi dari protein dipecah menjadi dipeptida, tripeptida yang
terdiri atas lebih asam amino. Enzim proteolitik lain yang berkemampuan memecah
protein yaitu carboxy peptidase, amino peptidase. Enzim pengubah protein
bersifat hidrolotik—memerlukan air pada perombakan atau pelepasan asam amino.
Proses pencernaan karbohidrat lemak atau protein menjadi susunan yang lebih
sederhana dimaksudkan agar zat tersebut siap diserap melalui dinding usus
dan masuk dalam darah (peredaran darah). Penyerapan atau absorption zat-zat
makanan tadi sebagian besar dilangsungkan didalam usus halus kecuali air yang
diserap didalam usus besar. Absorpsi tidak selamnya berlangsung mulus halinid
dikarenakan adanya faktor yang mempengaruhi yang dapat menghambatnya, yang
tentunya akan berakibat pada gangguan kesehatan tubuh.
Diantara faktor tadi yang penting adalah: (a) rangsangan (iritasi),
dalam hal ini yaitu rangsangan yang menyebabkan gerakan-gerakan kuat dari usus,
akibatnya dapat menghambat penyerapan (b) kurang aktifnya produksi empedu yang
diperlukan kurang cukup tersedia, akiibatnya dapat menghambat penyerapan lemak
(c) Tersedianya forro yang lebih siap diserap dari ferri. (d) Tersedianya
vitamin C dan vitamin E yang dapat mempertinggi menyerapan Fe (zatbesi). (e)
Kurang tersedianya vitamin D ternyata kurang baik bagi kelancaran penyerapan
kalsium. (f) Adanyaparasit, dapat menimbulkan hambatan dalam penyerapan,
terutama mineral Fe.
Mekanisme penyerapan tersebut melalui dua cara yaitu (1) Proses
penyerapan melalui system pori-pori, (proses pasifdifusi) yang berlangsung
menurut hukum keseimbangan osmosis dan difusi yang dalam proses ini diketahui
bahwa zat-zat makanan akan didistribusikan dari konsentrasi yang lebih tinggi ketempat
yang konsentrasinya lebih rendah. (2) Proses penyerapan aktif difusi (proses
transportasi) yang tergantung pada adanya energy atau energy transport yang
dependen, yang lazim pula dikenal sebagai mekanisme pompa (pumps mecanisme)
dengan prinsip agar zat-zat makanan yang telah dicerna dapat melewati dinding
usus.
3.
Pencernaan Lemak
Lemak yang dihasilkan makanan yang sudah
dikunyah dalam mulut menunjukkan bentuk lemak yang :telah teremulsi (emulsied
fat) dan belum di emulsi (unemulsied fat), lemak yang belum di emulsi dalam
lambung dengan bentuan empedu akan diubah menjadi lemak yang sudah teremulsi
dan selanjutnya bersama-sama dengan lemak yang teremulsi akan masuk dalam usus
halus.
Didalam usus halus itu lemak yang teremulsi
dengan bantuan enzim intestinal lipase dan pencreatik lipase akan diubah
kedalam 3 struktur yang lebih sederhana, jelasnya sebagai berikut:
1.
dipecahmenjadi
—asam lemak dan gliserol 40%-50%
2.
dipecahmenjadi— monogliserid
40%-50%
3.
dipecahmenjadi —gliserida,
trigliserida,10%-20%
Adapun kemampuan alat-alat pencernaan dalam mencerna lemak yang terdapat
dalam tubuh adalah bervariasi, sangat tergantung pada kesehatan tubuh. Padat
ubuh yang benar-benar sehat sekitar 95%-100% lemak yang dapat dicerna,
penggumpalan-penngumpalan lemak tidak terjadi. Lama berlangsungnya proses
pencernaan lemak sangat bergantung pada panjang pendeknya rantai (jumlah atom
karbon) dalam molekul asam lemak.
Komentar
Posting Komentar